Data Lengkap Jumlah Penduduk Jakarta

Penduduk DKI Jakarta dikatakan akan mencapai puncak paling tinggi pada tahun 2040. Pernyataan ini didukung oleh jumlah peningkatan penduduk dengan laju yang sangat pesat di Jakarta. Pada tahun 2040 jumlah penduduk jakarta diperkirakan akan mencapai 11,28 juta jiwa. Data survey tahun 2015 dari Survei Penduduk Antar Sensus menyatakan pembagian penduduk di Jakarta akan meliputi 5,44 juta laki-laki dan 5,84 juta perempuan. Dari total penduduk ini terdapat kebergantungan sebesar 38,3%.Sehingga bisa dikatakan setiap 100 orang yang berada di usia produktif akan memiliki tanggungan sebanyak 38 juta jiwa penduduk lainnya. Pembagian penduduk yang tidak produktif ini terdiri dari penduduk yang masih berada di usia 0-14 tahun dan penduduk yang telah melampaui usia tidak produktif dalam rentang usia di atas 65 tahun.

 

Agama di Jakarta

Jakarta merupakan rumah bagi beragam macam agama. Pemerintah kota menyatakan bahwa agama terbesar di kota ini adalah:

  • Islam yang meliputi 83.30%
  • Kristen Protestan dengan jumlah 8.62%.
  • Katolik sebanyak 4.04%
  • Hindu sebanya 1.2%
  • Budha sebanyak 3.82%..

Semua agama ini adalah agama resmi di Indonesia tapi penduduk Jakarta yang telah modern sering terpapar dengan berbagai jenis budaya asing yang juga membawa berbagai jenis kepercayaan. Saat ini diketahui bahwa kepercayaan asing yang telah ada di Jakarta bahkan telah meliputi agama unik yang dikenal juga dengan occult. Ada data lain yang menunjukkan bahwa orang Jakarta telah banyak yang mengabaikan Tuhan atau menolak kepercayaan terhadap agama tertentu. Kecenderungan Jakarta untuk menjadi tempat yang menarik berbagai orang dari berbagai daerah telah membuat lingkungan beragama di Jakarta menjadi lebih buruk. Demographic characteristics mencatat adanya masyarakat yang masih menganut agama leluhur bawaan dari penduduk Tiongkok atau daerah lainnya.

pixabay.com

Tempat peribadatan di Jakarta dapat ditemukan dalam bentuk yang beragam. Masjid dan mushala tersedia sangat banyak di Jakarta sampai pada berbagai lingkungan yang tidak terlalu padat. Hampir semua tempat peribadatan terjaga dengan baik dan orang Jakarta juga memiliki kebudayaan untuk mendatangi masjid dan melakukan ibadah di sana. Beberapa masjid terkenal juga berasal dari Jakarta seperti di daerah Kebayoran baru terdapat Masjid Agung Al-Azhar kemudian Masjid At-Tin yang terletak di Taman Mini dan Masjid Sunda kelapa di daerah Menteng.

 

Sebagai perbandingan terdapat juga banyak gereja di daerah Jakarta. Daerah ini memang memiliki semua tempat peribadatan yang biasanya terletak di daerah yang ramai. Pada waktu tertentu tempat-tempat peribadatan ini sering sekali dikunjungi banyak orang karena jemaat gereja di Jakarta juga sangat banyak. Beberapa gereja terkenal di Jakarta meliputi:

  • Gereja Santo Yakobus yang berada di Kelapa Gading
  • Gereja Immanuel di seberang Stasiun Gambir
  • Gereja Santa Theresia di daerah Menteng
  • Gereja Katedral Jakarta
  • Gereja Kristen Toraja di daerah Kelapa Gading
  • Gereja Sion di area Jakarta Kota
  • Gereja Koinonia

Perbedaan antara gereja Katolik dan Protestan terletak pada namanya. Biasanya jemaat telah mengetahui hal ini dan lebih suka mengunjungi gereja yang sesuai dengan daerah asal mereka tempat keluarga beribadah.

pixabay.com

Etnis di Jakarta

Pada tahun 2000 dibuat sensus untuk mencatat jumlah penduduk Jakarta yang terdiri dari berbagai suku. Di Jakarta terdapat

  • Jawa 35,16%
  • Betawi (27,65%)
  • Tionghoa (5,53%)
  • Batak (3,61%)
  • Minangkabau (3,18%)
  • Sunda (15,27%)
  • Melayu (1,62%)
  • Madura (0,57%)
  • Bugis (0,59%)
  • Banten (0,25%)

Seperti yang tadi telah disebutkan bahwa Jakarta memiliki daya tarik bagi semua orang. Kedatangan perantau meningkatkan jumlah penduduk jakarta. Banyak orang memilih untuk merantau karena kota besar ini dapat digunakan untuk mencari uang dalam jumlah banyak dengan cepat. Banyak orang yang merantau ke daerah ini dari berbagai daerah sehingga jenis etnis di Jakarta juga sangat beragam.  Hasil sensus ini tentu saja tidak memasukkan beberapa suku yang juga ada di Jakarta dalam jumlah kecil.

 

Kebanyakan diantara suku-suku ini memiliki pekerjaan tetap dan tempat tinggal di Jakarta. Mereka juga memiliki pekerjaan yang bersifat musiman sehingga alur perpindahan antara Jakarta dan daerah asal perantau juga sangat tinggi. Perubahan jumlah orang yang ada di Jakarta menjadi lebih pesat pada waktu libur terjadi karena masyarakat yang tinggal di Jakarta sering membawa saudara atau keluarga mereka dari kampung untuk ikut mengadu nasib di Jakarta. Hal ini tentu saja menjadi permasalahan bagi pemerintah kota karena para pendatang akan membutuhkan pekerjaan yang harus sudah tersedia di Jakarta pada saat mereka datang.

pixabay.com

Orang Jawa merupakan penghuni terbanyak yang mengisi daerah Jakarta karena terdapat permasalahan pembangunan yang tidak merata antara daerah-daerah di Indonesia. Banyak diantara mereka mencari pekerjaan atau berdagang di Jakarta. Tradisi mudik yang sering terjadi di setiap tahun adalah pemandangan rutin yang harus dinikmati oleh orang Jakarta. Pada waktu liburan Jakarta akan menjadi lebih macet daripada biasanya sampai proses pulang ke kota asal selesai. Jumlah orang yang mudik dari Jakarta mencatat jumlah terbesar dari Jawa Tengah. Terdapat juga kategori pemudik yang ditentukan oleh jumlah kendaraan mereka. Jumlah penduduk jakarta akan berkurang drastis setelah proses mudik selesai dan membuat suasana Jakarta menjadi lebih sepi dan tenang.