Suka dan Duka Kuliah di Fakultas Kedokteran Gigi

Memilih dunia kedokteran pasti keinginan banyak orang karena memiliki peran yang sangat vital terhadap keselamatan manusia. Ketika Anda mulai ingin mengambil Fakultas Kedokteran Gigi USU (Universitas Sumatera Utara), maka Anda akan mempelajari perihal perawatan kesehatan gigi maupun di sekitar daerah gusi. Peran seorang dokter gigi amat penting, bukan sekadar menjaga kesehatan mulut semata, tetapi menjaga kesehatan tubuh keseluruhan.

Barangkali masih banyak masyarakat yang belum sadar, jika infeksi lanjutan pada gusi dapat menyebabkan radang gusi, membentuk kantong nanah, hingga membentuk plak yang lebih banyak. Kuman-kuman dari kantong nanah akan menjalar ke seluruh tubuh melalui pembulu darah dan menjadi sumber dari berbagai macam penyakit kronis. Oleh sebab itu, kebersihan dan kesehatan gigi serta gusi tidak bisa Anda abaikan.

Diperkuat dengan bukti sejarah yang menunjukkan jika praktek perawatan pada kesehatan mulut sudah dimulai semenjak 7.000 Sebelum Masehi. Namun, pada masa itu belum ada istilah dokter gigi. Perawatan pada zaman dahulu dilakukan oleh dokter, apoteker, hingga seorang tukang cukup. Lain dengan masa kini, untuk merawat kesehatan gigi hanya bisa dilakukan oleh dokter spesialis gigi.

Nah, jika Anda berminat menjadi dokter spesialis gigi, maka perlu membaca artikel ini. Kami memberikan penjelasan tentang suka dan duka

pxhere.com

Mahasiswa Fakultas Kedokteran yang memilih spesialis dokter gigi akan berhadapan dengan jadwal skill atau praktikum yang padat. Bagi seorang mahasiswa FKG, kegiatan ini menjadi hal biasa yang akan dialami. Tidak hanya berkutat dengan kuliah materi saja, Anda yang kuliah di FKG akan berhadapan dengan skill dan praktikum yang menyita waktu, tenaga, dan pikiran. Sebagai dokter gigi pasti akan bersinggungan dengan keterampilan dan kecermatan tangan selain mengandalkan otak saja. Beberapa praktikum yang menyita waktu, tenaga, dan pikiran adalah skill klamer ortodonsi.

Anda jangan heran ketika melihat mahasiswa FKG sebelum melakukan skill klamer sedang membeli banyak hansaplast. Biasanya plester luka tersebut digunakan ketika tangan tertusuk klamer atau tangan memerah sesudah melakukan kegiatan skill klamer. Tentu kejadian seperti itu menjadi hal yang biasa bagi seorang mahasiswa FKG. Atau ketika mengikuti praktikum resin akrilik yang menjadi bahan gigi tiruan, mahasiswa FKG akan membawa alat press yang banyak orang salah mengartikan jika alat tersebut digunakan untuk menambal ban.

Selain masalah ujian praktikum, kuliah di FKG mengharuskan Anda untuk untuk mencari bahan diskusi kasus yang kerap sulit ditemukan. Diskusi kasus atau tutorial merupakan kegiatan pembelajaran yang mengharuskan mahasiswa mendiskusikan sebuah skenario atau kasus yang akan dibahas. Studi kasus atau tutorial dibagi menjadi dua kali pertemuan. Tutorial pertama adalah mahasiswa harus mendiskusikan kasus sesuai dengan apa yang ada di dalam otak masing-masing dan akan diakhir dengan diskusi. Anda akan memperoleh sasaran belajar, yaitu sesuatu hal yang bakal didiskusikan pada pertemuan kedua. Nah, proses ini dinilai cukup cepat karena pertemuan kedua hanya berjarak satu hari dari pertemuan pertama. Dengan kata lain mahasiswa dituntut untuk mencari bahan dikusi berupa jurnal internasional 5 tahun terakhir, lalu textbook bahasa Inggris minimal 7 hingga 10 tahun terakhir, ditambah tugas lain. Jelas saja momen ini membuat banyak mahasiswa FKG akan berpusing ria.

pxhere.com

Berbeda dengan jurusan maupun fakultas lain, untuk FKG sistem kuliahnya bukanlah SKS, melainkan sistem Blok. Setiap 6 minggu aka nada pergantian Blok atau disebut ujian akhir Blok, yang membuat mahasiswa FKG memiliki waktu belajar lebih banyak daripada waktu luang. Terlebih ujian dari sistem Blok ini jauh lebih cepat dibandingkan mahasiswa lain fakultas. Melihat kesibukan ekstra padat dari mahasiswa FKG, tentu membuat banyak mahasiswa fakultas lain beranggapan jika anak-anak FKG kurang pergaulan karena hanya mengedepankan belajar. Padahal, mereka menginginkan waktu luang laiknya mahasiswa fakultas lain. Tetapi keadaan berbeda dengan ekspetasi. Kalaupun Anda mempunyai pembagian atau manajemen waktu yang baik, tentu masalah ini tidak akan memberatkan.

Ketika Anda memutuskan untuk kuliah di Fakultas Kedokteran Gigi USU, maka Anda akan dianggap sebagai dokter spesialis. Padahal, jika diperhatikan, dokter gigi pun masih dibedakan berdasarkan spesialis masing-masing, seperti dokter gigi spesialis penyakit mulut, spesialis gusi, dan lain sebagainya. Tidak hanya itu, memilih FKG maka Anda berkesempatan menerima prospek kerja yang baik. Bisa disebut kalau seorang dokter spesialis gigi mempunyai prospek yang baik. Meskipun di kota-kota besar dokter spesialis gigi sudah banyak, tetapi di kawasan desa ataupun kota kecil profesi ini masih sangat sedikit. Apalagi jika Anda mengambil spesialis bedah mulut, yang tidak semua daerah tersedia.

pxhere.com

Sebagai penutup, untuk menjadi dokter spesialis gigi bukanlah pekerjaan yang mudah, sederhana, dan cepat. Diperlukan waktu minimal 8 tahun bahkan mencapai 12 tahun untuk bisa menjadi dokter gigi yang bisa membuka praktek pribadi. Kuliah S1 minimal 3,5 tahun, bimbel kedokteran gigi 1 hingga 2 tahun, ujian kompetensi dokter 4 bulan, dan koas 1 tahun. Proses panjang atau selama itu bukan sekadar isapan jempol semata. Menjadi dokter gigi berarti Anda harus bersiap memberikan pencegahan, pengobatan, maupun edukasi kepada masyarakat terkait gigi dan mulut.